Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Bagaimanapun, cinta harus diperjuangkan bukan?

“Kita berangkat sekarang?” tanyanya lagi, setelah hampir satu jam kami berdua dilanda kesunyian. Ia masih berdiri ditempat yang sama sejak setengah jam yang lalu, bersandar pada bingkai jendela yang berada tak jauh dariku.           “Entahlah, aku tak yakin.” Jawabku sambil bersandar di sofa. Tak ada sedikipun keinginan untuk ku bergeser apalagi beranjak.          “Sampai kapan?” Ia memalingkan wajah keluar jendela, tak lagi memandangku. Samar-samar aku dapat melihat kekecewaan yang tergambar jelas diwajahnya.             “Aku tak tahu!” jawabku mulai kesal. Aku tak suka ditanya hal yang sama berulang-ulang.           “Tapi, Ayah dan Ibuku sudah menunggu. Aku sudah berjanji untuk membawamu, calon pengantinku.” Ia berbicara dengan lembut namun, aku tahu Ia tengah meredam rasa kecewa.            Aku mencondongkan tubuhku kedepan, tak lagi bersandar. Aku kembali mengacak-ngacak rambutku, membuatnya semakin berantakan. Sepertinya, itu cukup menunjukan bahwa aku benar-benar merasa f