Pacar Rahasia


Cinta bisa datang dimana saja dan kapan saja tanpa kita sadari, dari pertemuan sederhana yang tak pernah kita duga sebelumnya. Menyisipkan bait-bait cinta yang mungkin saja terlarang ...
Aku selalu senang berada disini, sendirian bertemankan hembusan angin, merasakan diriku hanya milik ku seorang, tak ada yang dapat mengusikku.
“eh sendirian aja,” sapa seseorang yang suaranya masih sangat asing ditelingaku.
“keliatannya ?,” jawabku singkat. Diam-diam ku lirik sosok yang tengah duduh disampingku.
“setdah cuek banget, kenalin gue yuga,” katanya sambil mengulurkan tangan.
“yuka,” jawabku singkat, tak ada sedikitpun niat ku untuk menyambut uluran tangannya. Bukannya aku sombong hanya saja aku tak mudah membuka diri untuk orang yang baru ku kenal.
“ini tempat spesial buat lo ya ?,” tanyanya memandang lurus kedepan seperti berusaha mencari-cari dimana tatapanku tertuju.
“gak juga, gue cuma ngerasa nyaman aja duduk disini,” jawabku. Diam-diam kembali ku lirik sosoknya lebih lama dari sebelumnya, ada sesuatu dalam dirinya yang sedikit mengusik perhatianku.
“gue sering liat lo duduk disini dan lo cukup menarik perhatian gue,”
Ucapannya membuatku sedikit terhentak, kembali ku lirik wajahnya kali ini tidak secara diam-diam. Tatapan kami bertemu, tatapan mata yang berbeda terpancar kehangatan dari sorot matanya. Pipiku terasa merona saat ku tahu ia juga melakukan hal yang sama.
“lo ngomong apa ?,” tanyaku sinis berusaha sebisa mungkin kembali menguasai diriku. “gak usah ngelindur disini deh,” lanjutku membuang muka menghindari tatapan matanya.
“gue serius kok,” jawabnya sambil tersenyum.
***
Sejak pertemuan itu aku semakin dekat denganya, sedikit demi sedikit ia menarik perhatianku, membawaku semakin memasuki kehidupanya. Mau tak mau akupun tertarik untuk lebih mencari tahu tentangnya, tapi .. sayangnya aku harus terima bahwa yuga sudah punya pacar.
Sekuat tenaga ku tahan gejolak dihatiku. Terus apa arti semua kata manis yang ia ucapakan padaku ? huh padahal aku sudah menyimpan perasaan padanya, kenapa sejak awal aku tak tahu, kalo sudah seperti ini kan bisa repot. Kita sudah terlajur dekat, dasar yuga sialan ! Kenapa disaat aku mulai membuka hatiku untuk orang lain malah jadi seperti ini. Batinku sambil menyusuri lorong sekolah yang tak begitu ramai.
 “hei, jalan sambil bengong, nanti nabrak lho,” sapa sesorang yang suaranya sudah sangat akrab ditelinga ku. Aku tak menjawab, hanya meliriknya sejenak dan melanjutkan langkah kakiku yang terhenti.
“ngapain lo ngikutin gue? Kalo ketauan pacar lo bisa-bisa gue abis digantung ,” tanyaku sinis saat kulihat yuga mengekor dibelakangku hingga sampai ditaman sekolah.
“eh, ternyata lo udah tau,” ucap yuga sedikit terkejut. “semuanya gak kayak yang lo pikirin kok,” lanjutnya berusaha menjelaskan semuanya padaku.
“emang menurut lo apa yang gue pikirin ?,” tanyaku sinis memandang tajam ke arah yuga, menahan gejolak yang bergemuruh didadaku.
“jauhin gue, gue gak mau dibilang perusak hubungan orang ,” tegasku sambil berjalan hendak meninggalkan yuga.
“tapi yukaaa, aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu ...,”
“gak usah bercanda yuga, ini gak lucu !,” bentaku sambil berbalik mengahadap yuga.
“aku aku gak bercanda, aku serius.. aku sayang sama kamu. Aku pengen terus bersamamu. Mungkin kamu pikir ini aneh tapi hubungan ku dengan tisya sudah berjalan sangat lama, aku rasa aku sudah tak punya persaan apa-apa sama dia,”jelanya sambil meraih kedua lenganku menggenggamnya erat berusaha meyakinkanku.
“gue gak butuh penjelasan apa-apa, bagaimana pun lo pacar tisya,” bentakku lagi melepaskan genggaman yuga. Sejujurnya Aku tak ingin perkenalan kita berakhir seperti ini.
“tapi aku sayangnya sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu, aku ingin terus bersamamu,” kurasakan lenganya menyentuh bahuku menariku kedalam pelukanya, ku rasakan kehangatanya menenangkanku, menghilangkan akal sehatku.
“kamu harus milih antara aku dan dia,” tegasku, berusaha mengeluarkan sebuah bentakan tapi yang keluar malah seperti bisikan.
“jujur aku gak bisa, tisya tak pernah melakukan kesalahan, aku tak punya alasan untuk meninggalkannya,” ucapnya sambil menundukan kepala merasa benar-benar bersalah.
Terasa gejolak didadaku, entah apa yang harus ku lakukan aku merasa begitu marah, kecewa juga sedih, lelaki dihadapan ku ini benar-benar seorang pengecut sekali gus penjahat besar. Apa lagi yang ia cari dariku ? padahal ia sudah mendapatkan wanita sempurna seperti tisya.
Tapi bibirku terasa terkunci saat pandangan kami bertemu, dan aku rasa aku telah melakukan kesalahan terbesarku dengan membalas tatapannya, aku pejamkan mata tapi batinku terus berkata “maafkan aku tisya,”...
***
Hari ini adalah hari terindah yang pernah aku lewati, masih tergambar jelas bayangan yang terjadi hari ini, sesekali senyum merekah dibibirku. Menghabiskan hari pertama sebagai kekasihnya, hanya aku dan yuga.  Tapi semua bayangan itu hilang terbakar menjadi abu saat ku sadari siapa aku ? bagaimana posisiku ? apa akibat yang akan terjadi dari kebodohanku ini ? aku tahu hari-hariku akan menjadi lebih berat selajutnya !
Hari demi hari menjadi semakin terasa sulit bagiku, aku dan yuga harus berpura-pura seperti tak saling mengenal, bukan hanya itu, sebisa mungkin aku harus bisa tetap berdiri tegar saat melihat yuga dan tisya sedang bersama, seperti aku tak pernah asa dalam kehidupanya. Dan itu sangat menyakitkan.
Awalnya aku mampu bertahan mengingat semua saat-saat bahagia bersama yuga, semua kebersamaan kita, tapi hati kecilku tak mapu berbohong, ia terus berteriak memohon padaku untuk berhenti, menyuarakan semua rasa lelah dihati, ia lelah, aku lelah sebagai kekasih rahasia.
***
“aku gak kuat lagi, aku gak mau lagi, aku capek,” bentakku saat aku dan yuga sedang berjalan ditaman kota, tepat biasa kami bertemu. Hari ini tepat dua bulan kami jadian dan rasanya hatiku sudah tak lagi utuh benar-benar berantakan entah kemana. “aku ingin kamu jadi milikku, seutuhnyaa ..., aku mohon jadilah milikku seorang!.”
“maaf sayang aku gak bisa, aku gak punya keberanian buat mencampakan tisya,” selalu itu yang ia ucapkan.
“aku gak perduli, aku hanya ingin kamu jadi milikku seorang, itu saja,”bentakku aku lelah, benar-benar lelah, harus berapa kali aku bilang seperti itu agar yuga mendengarkanku.
“maafin aku, aku menyayangimu, aku ingin selalu bersamam, aku gak mau kehilangan kamu,” jemarinya menyentuh bahuku perlahan menariku ke pelukanya. aku tahu yuga mencintaiku, tapi aku rasa ada perasaan dihati yuga yang ia sendiri tak menyadarinya, perasaan sayang yang sesungguhnya pada tisya dan itu alasannya ia tak mampu untuk meninggalkan tisya.
“kamu jahat ...,” ucapku disela isak tangisku. Aku benar-benar terbius oleh kata-kata yuga, terikatoleh pesonanya, semakin lama semakin tak sanggup untukku berhenti padahal aku benar-benar sadar bahwa ini smua hanya akan menyakitiku.
***
Hari ini hari ulang tahu yuga, aku harus rela menunggu dan berbagi, menunggu giliran setelah yuga dan tisya menghabiskan hari ulangtahun yuga bersama, dan itu benar-benar menyakitkan, aku sadar aku benar-benar sudah tak sanggu.

“Selamat Ulangtahun sayang :). Aku tunggu ditaman seperti biasa jam 5 sore, kalau kamu tak datang lebih baik kita cukup sampai disini,” pesan telah dikirim. “semoga semuanya beres,” batinku.

Mendekati jam 5 hatiku benar-benar dirundung keresahan, bagaimana jika nomornya tak aktif ? bagaimana jika ia tak membaca pesannya ? ahhh betapa bodohnya aku. Aku tahu kalau ia tak akan datang, dan hubungan ini akan berakhir tepat pukul lima, maafkan aku yuga aku tak sanggup mengucapkan selamat tinggal sambil menatap wajahmu.
“heh bodoh ! apa yang kau lakukan ,” bentak seseorang. “jangan membuatku khawatir seenaknya saja kirim sms seperti itu,” lanjutnya. terlihat keringat membanjiri pelipis dan lehernya.
“kau datang ...,” hanya kata itu yang mampu keluar dari bibirku. Aku tak menyangka yuga akan datang.
“aku berhasil mengelabuinya, sudahlah tak penting yang penting aku sudah datang,”
“makasih ya kamu udah datang, jadi aku bisa melepas mu dengan senyuman,” kataku berusaha tak bergetar menahan tangis.
“tapi ? aku kan sudah datang ...,”
“maaf, tapi aku rasa semuanya harus berakhir dari pada kita terus-terusan saling menyakiti,”ucapku sebisa mungkin menahan air mata. “tapi aku gak nyesel, aku seneng banget selama pacarn sama kamu,” lanjutku sambil tersenyum seakan semuanya baik-baik saja. “oh iya ini kado untuk kamu, aku harap kamu suka,” kataku sambil meraih bungkusan diatas meja air mataku terjatuh tepat saat menatap yuga.
“sudah tak ada harapan lagi untukku ?,” tanya yuga sambil memelukku membiarkanku menangis dibahunya.
“iya,”
“maafin aku yuka.”
“selamat tinggal yuga,”
_SELESAI_

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah Setahun

Buku-buku Tentang Manusia

Dengarkan Aku